08 Agustus 2009

Managing Corporate Knowledge

Manajemen Pengetahuan (knowledge management – KM) adalah proses yang membantu organisasi mengidentifikasi, memilih, mengatur, menyebarkan, mentransfer, dan menerapkan informasi dan keahlian yang penting yang merupakan bagian dari memori organisasi dan yang umumnya berada di dalam organisasi dengan cara yang tidak terstruktur.

Pengetahuan adalah Informasi yang bersifat kontekstual, relevan, dan dapat ditindaklanjuti. Pengetahuan eksplisit adalah Jenis pengetahuan yang lebih objektif, rasional, dan teknis.PENGETAHUAN IMPLISIT (TACIT KNOWLEDGE)adalah Penyimpanan kumulatif dari pembelajaran subjektif atau eksperimental; pengetahuan ini sangat pribadi dan sulit diformalkan.

CHIEF KNOWLEDGE OFFICER adalah Eksekutif yang bertujuan untuk memaksimalkan aset pengetahuan perusahaan, mendesain dan mengimplementasikan strategi manajemen pengetahuan, dan saling menukar aset pengetahuan secara efektif di lingkungan internal dan eksternal


Manajemen pengetahuan bukan perkara yang sederhana, karena luas dan
kompleksnya bidang manajemen pengetahuan ini para ahli mencoba membangun
model untuk manajemen pengetahuan. Manajemen Pengetahuan dilaksanakan
dalam sistem pengelolaan pengetahuan, atau Knowledge Management System
(KMS). Sebagian besar organisasi yang menerapkan KMS, menggunakan
pendekatan tiga-cabang untuk mengelola pengetahuannya, yaitu – Manusia
(People), Proses (Process), dan Teknologi (Technology). Penekanan terhadap
tiap-tiap elemen bisa berbeda di setiap bagian organisasi.

Perkembangan teknologi informasi memainkan peranan amat penting
dalam perkembangan konsep manajemen pengetahuan. Dalam catatan Beckman
(1999, h.1.2), peristiwa penting yang menandai tonggak perkembangan
manajemen pengetahuan adalah ketika di tahun 1980 organisasi DEC (Digital
Equipment Corporation) dan Universitas Carnagie mellon mengembangkan
sistem pakar untuk menetapkan konfigurasi perangkat keras komputer. Sejak itu
banyak penelitian yang menuju pada pemanfaatan teknologi untuk memanfaatkan
pengetahuan yang tersimpan di kepala manusia. Namun baru enam tahun
kemudian istilah “manajemen pengetahuan” diperkenalkan secara formal oleh Dr.
Karl Wiig dalam sebuah pidatonya di konferensi ILO (badan buruh PBB).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam penerapan
manajemen pengetahuan dapat didukung dengan teknologi informasi. Oleh karena
itu, komponen selanjutnya dalam penerapan manajemen pengetahuan ini adalah
teknologi; dalam hal ini berkaitan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI).
Istilah Teknologi Informasi merupakan gabungan dua istilah dasar yaitu teknologi
dan informasi. Teknologi dapat diartikan sebagai pelaksanaan ilmu, sinonim dengan ilmu terapan. Bila kita dengan mudah dapat menemukan batasan
teknologi, tidaklah demikian halnya dengan batasan informasi. Hampir dapat
dipastikan bahwa hampir semua kamus memberikan batasan yang berbeda tentang
informasi. Oleh karena itu, secara umum informasi merupakan sesuatu arti yang
diungkapkan oleh manusia atau oleh ekstrak dari fakta dan sama dengan cara
konvensi yang diketahui dari representasi yang digunakan.
Teknologi tidak saja terbatas pada perangkat keras (alat) dan perangkat
lunak (program), tetapi juga mengikutsertakan manusia serta tujuan yang
ditentukan, nilai yang digunakan untuk membuat pilihan pelaksanaan, dan kriteria
penilaian yang digunakan untuk memutuskan apakah manusia mengendalikan
teknologi dan diperkaya oleh teknologi atau tidak. Yang termasuk teknologi
informasi adalah antara lain (1) telekomunikasi, (2) sistem komunikasi optik, (3)
sistem pita-video dan cakram video, (4) komputer, termasuk visi komputer,
lingkungan data dan sistem pakar, (5) mikrobentuk, (6) komunikasi suara dengan
bantuan komputer, (7) jaringan kerja data, (8) surat elektronik, dan (videoteks dan
teleteks.
Keberadaan teknologi informasi mampu menawarkan berbagai metode,
antara lain :
1. Metode dan perkakas untuk merekam pengetahuan termasuk komputer,
media simpan seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Pengakalan data
teks lengkap memungkinkan pemakai menelusuri direktori, ensiklopedia,
data statistik, dan keuangan yang terbacakan mesin. Ini semua dipermudah
dengan tersedianya media simpan optik.
2. Metode menyimpan cantuman (record) mengenai berbagai kegiatan
termasuk perangkat keras komputer seperti media simpan, yang dilengkapi
perangkat lunak untuk merancang bangun, menciptakan, dan menyunting
pangkalan data, spreadsheet, dan perangkat lunak sejenis.
3. Metode untuk mengindeks dokumen dan informasi termasuk berbagai
teknik pembuatan indeks berbantuan komputer serta berkas (files) khusus
untuk memudahkan temu balik dokumen berdasarkan istilah atau kondisi
istilah dalam berkas. Pangkalan data bibliografis yang besar yang
memudahkan temu balik dokumen yang memenuhi syarat tertentu
(misalnya berdasarkan pengarang atau subjek), kini berkembang dengan
katalog terbacakan mesin sehingga membantu menentukan lokasi
dokumen.
4. Metode mengkomunikasikan pengetahuan termasuk : (a) sistem pos
elektronik untuk transmisi teks memo dan surat dokumen ; (b) sistem
transmisi faksimili (facsimile) untuk transmisi dokumen jarak jauh
berdasarkan prinsip fotokopi. Ini sama saja dengan fotokopi jarak jauh ; (c)
majalah elektronik sebagai sarana komunikasi kegiatan dan hasil
penelitian ; (d) telekonferensi artinya pertemuan jarak jauh, masing-masing
peserta berada di berbagai tempat, saling berkomunikasi serta terlihat
wajah masing-masing ; dan (e) jaringan komunikasi data untuk
mengkomunikasikan data dalam bentuk terbacakan mesin.

Berkembangnya kemajuan di bidang teknologi informasi (TI) dapat
memacu efisiensi dan efektifitas organisasi, sehingga usaha-usaha untuk lebih
memaksimalkan TI terus berkembang. Sehingga ada anggapan bahwa,
manajemen pengetahuan merupakan suatu upaya menempatkan kembali
Teknologi Informasi sebagai usaha peningkatan pengelolaan informasi dan
pengetahuan organisasi secara sistematis. Sekaligus menempatkan kembali orang
orang yang telah terlatih dan memiliki kecakapan sesuai lini pendidikan dan
organisasional.

Referensi:
1.Honeycutt, Jerry. 2000. Knowledge Management Strategies : Strategi
Manajemen Pengetahuan. Jakarta : PT. Alex Media Komputindo.
2.Indriantoro, Nur. 1996. Transformasi Organisasi Dengan Teknologi Informasi
Sebagai Enabler. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. September: 77-90.
3.Jashapara, A. (2003).Cognition,culture and competition: an empirical test
of the learning organization.The Learning Oganization,10(1),31- 50
4.Jones, Graham & Terry McNamara. 1988. Information Technology and the New
Accounting. Mc Graw-Hill Book Company, UK.
5.Koswara, E. 1998. Dinamika Informasi Dalam Era Global. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
6.Massey, C., & Walker, R. (1999). Aiming for organizational learning:
consultants as agents of change. The Learning Organization, 6(1), 38-44.
7.McEvily, S.K., Das, S., & Mccabe, K. (2000). Avoiding Competence
Substitution Through Knowledge Sharing. Academy of Management Review,
25(2): 294-311.
8.McFarlan, F.W. 1990. The 1990’s: The Information Decade. Business Quarterly.
Summer.
9.McLeod, Raymond, Jr. 1995. Management Information Systems. Prentice-Hall
10.Pendit, Putu Laxman. 2001. Knowledge Management : The New World of
Information Profesionalism. Jakarta
11.Pennings, J.M., Barkema, H., & Douma, S. (1994). Organizational Learning and
Diversification. Academy of Management Journal, 37(3), 608- 640.
12.Rockart, J.F., 1988. The Line Takes the Leadership IS Management in a Wired
Society, Sloan Management Review, Summer, hal. 57-64.
13.Rossetti, D.K, and DeZoort,F.A. 1989. Organizational Adaptation to Technology
Innovation. SAM Advanced Management Journal. Autum: 29-35.
14.Schulz, M. (2001). The Uncertain Relevance of Newness: Organizational
Learning and Knowledge Flows. Academy of Management Journal,
44(4), 661-681.
16.Simonin, B.L. (1997). The Importance of Collaborative Know-How: An
Empirical Test of The Learning Organization. Academy of
Management Journal, 40(5), 1150-1174.
17.Suadi, Arif. 1993. Implikasi Perkembangan Teknologi Terhadap Pengajaran
Akuntansi Manajemen. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Oktober: 37-46.
18.Susanto, Azhar. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : Lingga Jaya.
19.Sudibyo, Placidius. 1992. Integrasi Teknologi Informasi Pada Kurikulum Jurusan
Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Oktober: 19-26.
20.Syam, Fazli. 1999. Dampak kompleksitas Teknologi Informasi Bagi Strategi dan
Kelangsungan Bisnis. JAAI. Vol.3. Juni 77-89.

ICT & Corporate competitive Advantage

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), begitulah terjemahan dari INFORMATION and COMUNICATION TECHNOLOGI (ICT). Teknologi Informasi dan Komunikasi, adalah deretan tiga suku kata yang saat ini lagi akrab dibibir orang, khususnya di lingkungan pendidikan atau kelompok birokrasi, bahkan belakangan ini, juga termasuk golongan-golongan masyarakat tertentu.

Memahami Teknologi informasi dan komunikasi, tidak hanya menyandarkan pada pengertian tiga suku kata di atas. Tetapi lebih dari itu harus dipahami lebih dalam, mengapa tiga suku kata itu harus dipadu menyadi satu kalimat yang tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran TIK. Itu mengartikan, bahwa tiga kata dasar itu, masing-masing memiliki nilai kekuatan dan pengaruh tersendiri dalam peradaban kehidupan manusia.

Sebagai bukti yang logis dari kekuatan-kekuatan itu, yakni disadari atau tidak, bahwa aktivitas yang sedang berlangsung dilakukan manusia saat ini, pada hakikatnya adalah mengelola informasi yang diterima sebelumnya. Disadari atau tidak pula, bahwa keberadaan informasi itu sendiri lahir karena adanya komunikasi. Demikian pula terhadap komunikasi, itu dapat terjadi karena tidak lepas dari media (teknologi) sebagai alat pengantar maksud dan tujuan.

ICT adalah; Teknologi Informasi dan Komunikasi, BUKAN “Informasi Komunikasi dan Teknologi“. Hal ini cukup beralasan, karena Informasi Komunikasi dan Teknologi, pengertiannya adalah informasi tentang komunikasi dan informasi tentang teknologi. Dengan demikian informasi komunikasi dan teknologi, hanyalah terbatas pada pengetahuan saja, dan bukan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sifat dari informasi komunikasi dan teknologi, mudah ditemui atau diperoleh, hanya dengan cukup nonton televisi, dengar radio, maupun baca koran saja.

Sedangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah identik dengan ilmu pengetahuan. Yaitu teknologi tentang informasi dan teknologi tentang komunikasi. Karena itu pula, teknologi informasi dan komunikasi tidak terbatas pada pengetahuan saja, tetapi justru berada pada level garapan sebuah studi “ilmu pengetahuan”. Dengan sendirinya, untuk menguasai teknologi informasi dan komunikasi, tidak semudah kita nonton televisi, dengar radio, ataupun baca koran. Melainkan diperoleh hanya melalui teori dan praktek pendidikan tertentu saja.

Lingkungan suatu perusahaan terdiri dari delapan elemen. Elemen-elemen tersebut menggambarkan organisasi atau perseorangan,serta mencakup para pemasok,pelanggan,serta buruh,masyarakat keuangan,pemegang saham atau pemilik,pesaing,pemerintah dan masyarakat global.Elemen-elemen ini membentuk supersistem yang lebih besar yang disebut masyarakat. Sumber daya mengalir antara perusahaan dan elemen-elemen lingkungan.

Suatu perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dengan memproduksi suatu marjin yang lebih besar daripada pesaingnya. Marjin tersebut adalah nilai lebih produk atau jasa dibandingkan biayanya.

Referensi:

1.Abend, C.J., 2005, In Search of Innovation Synthesis, Ideas for a Unified Innovation Theory, Technology Transfer Society.
2.Applegate L. M|Austin R.D. |McFarlan W. F., 2003, Corporate Information Strategy and Management, McGraw Hill
3.Callon J.D, 1996, Competitive Advantage Through Information Technology, McGraw Hill
4.Christensen C.M, 2005, The Innovator’s Dilemma, Collins Business Essentials
5.Christensen C.M., Raynor M.E., 2003, The Innovator’s Solution, Creating And SustainingSuccessful Growth, Harvard Business School Publishing Corporations
6.Christensen C.M.| Overdroft M., 2001, Meeting the Challenge of Disruptive Change dalam Harvard Business Review on Innovation
7.Davenport T.H., 1999, Putting The Enterprise Into The Enterprise System, dalam Harvard Business Review on The Business Value of IT.
8.Davila | Epstein | Shelton, 2006, Making Innovation Work, How to Manage it, Measure it, and Profit from it, Wharton School Publishing
9.Davis J.|Miller G.|Russell A., 2006, Information Revolution, Using The Information Evolution Model to Grow Your Business, John Wiley & Son.
10.Drucker P. F., 1993, Innovation and Entrepreneurship, Harper & Row Publisher
Franklin C., 2003, Why Innovation Fails, Spiro Press
11.Galliers R.|Dorothy L., 2003, Strategic Information Management, Challenges and Strategies in Managing Information Systems, Butterworth & Heinemann
12.Govindarajan V.| Trimble C., 2005, 10 Rules for Strategic Innovators, From Idea to Execution, Harvard Business School Press
13.Harrison N.|Samson D., 2002, Technology Management, Text and International Cases, McGraw Hill
14.Indrajit, R.E. 2003, Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Renaissance.
15.Jones G. R. 2004, Organizational Theory, Design, and Change, Prentice Hall.
16.Khalil T., 2000, Management of Technology, The Key to Competitiveness and Wealth Creation, McGraw Hill
17.Laudon & Laudon, 2004, Management Information Systems
18.Light P. 1998, Sustaining Innovation: Creating nonprofit and Government Organizations That Innovate Naturally, Jossey-Bass Publishers
19.Lucas H.C, Jr., 1999, Information Technology and the Productivity Paradox, Assessing the Value of Investing in IT, Oxford Univerisity Press.
20.McCarty M.H., 2001, The Nobel Laureates, McGraw Hill

Enterprise IS

Didalam organisasi sangat penting dalam mengelola sumberdaya‐sumberdaya utama seperti buruh, dan bahan mentah, tapi saat ini informasi juga merupakan sumberdaya yang tidak kalah pentingnya harus dikelola. Para pembuat keputusan memahami bahwa informasi tidak hanya sekedar produk sampingan bisnis yang sedang berjalan, namun juga sebagai bahan pengisi bisnis dan menjadi faktor kritis dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu usaha.
Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi. Sehingga informasi merupakan salah satu bentuk sumber daya utama dalam suatu organisasi yang digunakan oleh manager untuk mengndalikan perusahaan dalam mencapai tujuan.

Definisi informasi adalah :
data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Data adalah : kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian–kejadian dan kesatuan yang nyata. Atau data adalah : representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, mahasiswa, pelanggan), hewan, peristiwa, konsep, keadaan dll, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.

Metode pengumpulan data / Informasi
1. Pengamatan langsung
2. Wawancara
3. Perkiraan koserponden
4. Daftar pertanyaan

Siklus informasi :
Data yang masih merupakan bahan mentah yang harus diolah untuk menghasilkan informasi melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut model pengolahan data atau dikenal dengan siklus pengolahan data (siklus informasi).
Kebutuhan informasi didasarkan pada :
1. Kegiatan bisnis yang semakin komplek.
2. Kemampuan komputer yang semakin meningkat.
Output komputer berupa informasi dapat digunakan oleh manager, non manager ataupun perorangan dalam suatu perusahaan.

Didalam organisasi sangat penting dalam mengelola sumberdaya‐sumberdaya utama seperti buruh, dan bahan mentah, tapi saat ini informasi juga merupakan sumberdaya yang tidak kalah pentingnya harus dikelola. Para pembuat keputusan memahami bahwa informasi tidak hanya sekedar produk sampingan bisnis yang sedang berjalan, namun juga sebagai bahan pengisi bisnis dan menjadi faktor kritis dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu usaha.

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi. Sehingga informasi merupakan salah satu bentuk sumber daya utama dalam suatu organisasi yang digunakan oleh manager untuk mengndalikan perusahaan dalam mencapai tujuan.

Definisi informasi adalah :

data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

Data adalah : kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian–kejadian dan kesatuan yang nyata. Atau data adalah : representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, mahasiswa, pelanggan), hewan, peristiwa, konsep, keadaan dll, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.

Metode pengumpulan data / Informasi
1. Pengamatan langsung
2. Wawancara
3. Perkiraan koserponden
4. Daftar pertanyaan

�� Tantangan Sistem Informasi Perusahaan selanjutnya adalah bergerak melampaui batasbatas
proses informasi internal organisasi.
�� World Wide Web akan mempermudah perluasan ini dan penting karena dua hal :
1. Web menyediakan interface yang mudah dengan
browser, dan terlepas dari perangkat lunak ERP.
2. Aplikasi World Wide Web mencakup interaksi bisnis
ke bisnis dan bisnis ke konsumen.
�� Ruang lingkup Sistem Informasi Perusahaan berkembang melampaui batas-batas
organisasi.

Data : Sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.

Informasi : hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.



SIE=SPKà Hal ini dikarenakan para eksekutif tidak cukup hanya dengan adanya aplikasi SPK, tetapi juga adanya suatu pusat data/informasi dengan kriteria data yang dibutuhkan :

1) menyediakan data dan informasi (50%)

2) untuk penjadwalan (50%)

3) pengarahan singkat elektronik (50%)

4) Untuk browsing internet dan situasi monitoring (31,3%)

Kemajuan data warehouse dan web yang meningkat

SIE digunakan karena mempunyai manfaat : dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia bagi para eksekutif

Kebutuhan Informasi :

a. informasi yang tepat waktu

b. akses lebih besar ke data operasional

c. informasi relevan yang lbh singkat

d. informasi baru

e. informasi lbh banyk tentang lingkungan eksternal

f. informasi yang lebih kompetitif

g. akses lebih cepat ke database eksternal

h. akses lebih gepat ke informasi

i. mengurangi biaya kertas

Meningkstksn kinerjs eksekutif :

a. meningkatkan komunikasi

b. kemampuan lebih besar untuk mengidentifikasi tren historis

c. meningkatkan efisiensi dan evektivitas aksekutif

d. perhatian lebih fokus

e. meninkatkan rentang pengawasan

f. dukungan lebih besar untuk pengambilan keputusan eksekutif



Referensi:

1. Monk, A & Howard, S, 1998, The Rich Picture: A Tool for Reasoning About Work Context,
Interactions, vol. 5, no. 2 (March/April), pp. 21-30.
2. Kaplan, S. Robert & Norton, P.Norton, 1992, The Balanced Scorecard – Measures that Drive
Performance, Harvard Business Review, January-February 1992
3. Porter, E.Michael, 1985, Competitive Advantage, Free Press, New York
4. Ward, John & Peppard Joe, 2002, Strategic Planning for Information Systems, John
Wiley&Sons

5. Cohen, Vicki Blum. 1985. A Reexamination of Feedback In Computer Based Instruction: Implication for Instructional Design. Educational Technology Journal, New Jersey.
6. Deni Darmawan. (2005), Penulisan Bahan Ajar Modul Berbasis Multimedia. Bandung: Makalah Diklat Dosen STSI tahun-1 Hibah A1.
7.Ellis, Alan, Wagner and Longmire, (1999), Managing Web-Based Training, USA: ASTD.
8.Kanpp R. Linda & Allen D Glenn, 1996. Resstructuring Schools with Technology, Unityed States: Allyn & Bacon.
9.LaRose Straubaar, 2000, Media Now : Communications Media in the Information Age, USA: Wadsworth/Thonson Leearning.
10.Lee. Kar Tin, (2001), Information Technology in Teacher Education. Published in the Asia Fasific.
11.Joel L., Information Revolution, National Geographic Magazine, Oktober 1995
12.Rogers. 1989. Communication Technology. New York: Prentice -Hall Company.
13.Triggs Teal. 1995. Communicating Design in Visual Communication. London: Basford Ltd.
14.Michael S Sunggiardi, 2006 Asia dan Perkembangan Teknologi Komunikasi Informasi .
15.Nasution, Zulkarimein. (2001) Perkembangan Teknologi Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka
16.Nasution. (1994) Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
17.Siagian, Sondang P. (2002). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
18.Salisbury, David F (1996). Five Technologies for Education Change. New
19.Jersey: Educational Technology Publications
20.Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (1989) Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.







IS development & outsourcing

Pemanfaatan teknologi informasi manjadi suatu keharusan yang tidak dapat dihindari oleh setiap perusahaan yang ingin menempatkan dirinya pada posisi paling depan dalam suatu industri. Terkait dengan hal ini, pengelolaan sumber daya informasi memegang peranan yang sangat penting untuk menunjang suksesnya sebuah bisnis. Dalam sebuah perusahaan, pengelolaan sumber daya informasi biasanya disebut dengan Sistem Informasi Sumber daya Informasi.

Sistem Informasi Sumber daya Informasi atau Information Resources Information System merupakan bagian dari sistem informasi yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi, memproses, serta menyediakan informasi dalam format tepat yang akan dipergunakan dalam proses pengambilan keputusan. Proses mengidentifikasi berarti sistem harus dapat menentukan masalah yang dihadapi perusahaan, keputusan yang akan dibuat oleh oleh para pengambil keputusan dan informasi apa yang harius disediakan untuk memecahkan masalah tersebut. Proses ini harus dapat menentukan data yang dibutuhkan, dimana, bagaimana, dan dengan metode apa data tersebut diperoleh serta bagaimana menentukan proses dan metode yang paling tepat yang akan dipergunakan dan berapa lama proses harus diselesaikan. Beberapa permasalahan yang sering timbul dengan dipilihnya outsourcing adalah perusahaan menghadapi keresahan terhadap karyawan, khususnya adanya rasa takut kehilangan pekerjaan yang dihadapai oleh karyawan yang sering memicu terjadinya kemarahan yang pada akhirnya akan mengganggu moral bekerja mereka, sehingga pihak manajemen perlu mengkomunikasikannya secara baik dan berterus terang atas apa yang sedang dihadapi perusahaan serta kenapa diambil langkah-langkah outsourcing.

Untuk menjaga terjadinya keresahan karyawan, proses outsourcing beberapa perusahaan membuat langkah transisi untuk menolong karyawan, misalnya jauh sebelum outsourcing diputuskan maka secara rinci dikomunikasikan dalam beberapa pertemuan untuk staf di bagian telnologi informasi, sehingga ketika outsourcing diberlakukan, maka para staf mengerti benar betapa pentingnya keahlian dan teknologi baru bagi perusahaan, mereka didorong untuk memperoleh keahlian baru dibawah inisiatif perusahaaan. Kunci utama dalam kesuksesan outsourcing adalah pemilihan vendor yang tepat (choose the right vendor) karena outsourcing merupakan kerjasama jangka panjang sehingga penunjukkan vendor yang tepat sebagai mitra perusahaan menjadi sangat krusial baik dari pertimbangan aspek teknologi, bisnis, maupun tujuan finansial. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan dituntut untuk dapat memahami dasar pertimbangan dalam pemilihan vendor.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan antara lain pengetahuan dan kemampuan dalam industri yang dibidanginya (industry knowledge), kemampuan teknis, kemampuan keuangan dan kemampuan dalam menyampaikan infrastruktur jasa yang dikelolanya. Sistem informasi dan organisasi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Sistem informasi harus disesuaikan dengan organisasi agar dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan pada suatu bagian tertentu yang penting pada organisasi. Pada saat yang sama, organisasi harus waspada dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi supaya mendapat keuntungan dari teknologi baru. Interaksi antara teknologi informasi dan organisasi sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor mediasi yang besar, yaitu struktur organisasi, SOP (Standard Operating Procedures), politik, kultur, lingkungan sekitar, dan keputusan manajemen. Para manajer harus waspada karena sistem informasi mampu mengubah kehidupan organisasi. Sistem informasi tidak bisa sukses merancang sistem baru atau memahami sistem yang sudah ada tanpa memahami organisasi. Para manajer perlu memutuskan sistem apa yang akan dibangun, apa yang akan dikerjakannya, serta bagaimana pengimplementasiaannya.

Outsourcing bisa menjadi solusi terbaik dalam menjaga kepastian jumlah pengeluaran perusahaan dan menekan resiko secara bersamaan. Dengan melibatkan pihak lain dalam melakukan pengawasan dan tindakan terhadap sebagian dari kegiatan operasional sehari-hari, perusahaan akan memperoleh kemudahan untuk bisa lebih serius menangani bisnis utamanya. Bisnis teknologi informasi pun memiliki prospek yang cukup cerah di masa depan. Apalagi teknologi informasi adalah dunia yang perubahan paradigma dan solusinya bergerak sangat cepat. Maka tentunya para pengguna barang atau jasa teknologi informasi akan lebih minim dalam resiko jika mereka melakukan kerjasama outsourcing.

Dengan waktu kerjasama yang relatif pendek, sistem pembayaran yang luwes dan skema kerjasama yang dapat dihentikan di tengah masa kerjasama, para pelaku usaha akan cenderung memilih solusi tersebut dibandingkan jika harus secara mandiri membangun divisi yang khusus mengelolanya

Referensi:

1. Hofstede, G. (1980), Culture's Concequences, Newbury Park, CA: Sage Publications, 1980.

2. Hsieh, T. (1996) Prospering Through Relationships in Asia, McKinsey Quarterly.

3. Goodhue, D.L., L.J. Kirsch, J.A. Quillard and M.D. Wybo (1992b) “Strategic Data Planning:
Lessons from the Field”, MIS Quarterly (16)1, pp. 11-34.

4. Truman, G.E.(2000), “Integration in Electronic Exchange Environments”, Journal of MIS (17)1,pp. 209-244.

5. Wixom, B.H. and H. J. Watson (2001) “An Empirical Investigation of the Factors Affecting Data Warehousing Success”, MIS Quarterly (25)1, pp. 17-41.

6. Akomode, O.J., Lees, B. and Irgens, C. (1998). “Constructing Customised Models And
Providing Information To Support IT Outsourcing Decisions”, Logistics Information
Management, Vol. 11 No. 2, pp. 114-127.

7. Baccarini, D., Salm, G. and Love, P.B. (2004). “Management Of Risk In Information
Technology Projects”, Industrial Management & Data System, Vol. 104 No. 4, pp.
286-95.

8. Beaumont, N. and Sohal, A. (2004). “Outsourcing in Australia”, International Journal of
Operations & Production Management, Vol. 21 No. 7, pp 688-700.

9.Bridges,W. (1994). Job Shift, Addison-Wesley, New York, NY, pp. 11-27.

10. Brooks, G. (2004). “What is Outsourcing?”, New Media Age, p.4.

11.Chen, Y.C. and Perry, J. (2003). “IT Outsourcing: A Primer for Public Manager”,
http://www.businessofgovernment.org.

12.Currie, W.L. (1998). “Using Multiple Suppliers to Mitigate The Risk ff IT Outsourcing at
ICI and Wessex Water”, Journal of Information Techonology, No. 13, pp. 169-180.

13. Embleton, P.R. and Wright, P.C. (1998). “A Practical Guide to Successful Outsourcing”,

14. Empowerment in organizations, Vol. 6 No. 3, pp 94-106.

15. Gibson,V.M. (1996). “Outsourcing Can Save Money and Increase Efficiency”, BenefitsAdministration, March, p. 19.

16. Harland, C. and Knight, L., Lamming, R., Walker, H. (2005), “Outsourcing: Assessing TheRisks And Benefit For Organisations, Sectors and Nations”, International Journal of Operations & Production Management, Vol.25 No. 9, pp. 831-850.

18. Indrajit, R.E. (2000), “Seluk-beluk Manajemen Outsourcing”, Warta Ekonomi, Juli, pp.63.

19.Lee, M.K. (1996).”IT Outsourcing Contracts: Practical Issues For Management”,

20.Industrial Management & Data System, Vol. 96 No. 1 pp. 15-20.




Understanding Information Technology

Untuk memahami informasi, tidak dapat dipisahkan dengan apa yang namanya data. Untuk itu, sebelum memahami konsep informasi dalam hal ini akan dibahas sepintas tentang dataPada dasarnya data adalah fakta, kejadian, berita, fenomena dan sejenisnya yang dapat diolah atau diproses berdasarkan prosedur tertentu yang pada akhirnya menjadi keluaran dalam bentuk informasi. Data dapat berupa angka, ukuran, kata, kalimat, tulisan-tulisan, uraian cerita, gambar, simbol, tanda, yang belum memliliki ciri-ciri informatif dan belum diinformasikan keberadannya, sehingga diperlukan pengolahan. Dengan demikian untuk dapat memahaminya maka diperlukan prosedur pengolahan misalnya perhitungan, pengukuran terhadap data-data yang dimilikinya.

Berdasarkan pemahaman terhadap definisi data di atas maka pada kenyataannya data bentuknya sangat variatif. Salah satu variasi bentuk data dewasa ini cenderung sudah bersifat abstrak yaitu bisa dilihat misalnya tetapi tidak bisa diraba. Lebih jauh berdasarkan pengaruh teknologi elektronik sekarang ini banyak dijumpai data dalam bentuk virtual atau maya yang merupakan hasil rekayasa sistem dan program aplikasi komputer. Jadi dapat pula dikemukakan bahwa data merupakan bahan mentah yang posisinya dalam sistem pengolahan data sering dikatakan sebagai input. Adapun keluarannya disebut informasi.

Dengan demikian informasi ini dapat dikatakan sebagai sejumlah data yang sudah diolah atau diproses melalui prosedur pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenarannya, keterpaaiannya sesuai dengan kebutuhan. Sistem pengolah data ini sangat dibutuhkan sehingga semua data dapat dengan cepat dan mudah menjadi sekumpulan informasi yang siap pakai.

Sebagai perbandingan pemahaman terhadap informasi ini berikut ada beberapa definisi informasi, diantaranya :

 Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan tersebut dapat menjadi informasi.

 informasi merupakan data yang telah mengalami pengolahan

 informasi memberikan makna

 informasi berguna atau bermanfaat

 informasi merupakan bahan pembuat keputusan.

2. Ciri Informasi

Sejumlah informasi yang biasa kita dengarkan atau kita peroleh kadang memiliki karakteristik yang berbeda, tentunya hal itu disesuaikan dengan sumber informasi, bentuk dan jenis informasi serta untuk apa informasi itu kita cari. Dalam membantu anda untuk mengenali bagaimana informasi itu bisa kita kenali, maka berikut penjelasan mengenai ciri-ciri informasi. Deni Darmawan (2001) menjelaskan 5 ciri dari informasi yang bisa memberikan makna bagi pengguna, diantaranya:

1) Amount of Information (Kuantitas Informasi), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh suatu prosedur pengolahan informasi mampu memenuhi kebutuhan banyaknya informasi.
2) Quality of Information (Kualitas Informasi), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan kualitas informasi.
3) Recency of Information (Informasi Aktual), dalam arti bahwa informasi yang diolah oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi baru.
4) Relevance of Information (Informasi yang relevan atau sesuai), dalam arti bahwa informasi yang oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi.
5) Accuracy of Information ( Ketepatan Informasi), dalam arti bahwa informasi yang oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi
6) Autehnticity of Information ( Kebenaran Informasi), dalam arti bahwa informasi yang dikelola oleh sistem pengolahan tertentu mampu memenuhi kebutuhan informasi yang benar.

Ciri-ciri dari informasi ini idealnya dimiliki oleh informasi yang dibutuhkan ketika kita akan merumuskan atau membuat kebijakan tertentu, sehingga tindakan atau aktivitas yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemakaian informasi yang dimaksud.

3. Komponen-komponen Informasi

Sebuah informasi bisa bermanfaat, bisa memberikan pemahaman bagi orang yang menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung salah satu komponen dasarnya. Jika dianalisis berdasarkan pendekatan information system, pada dasarnya ada sekitar 8 komponen. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah sebagai berikut.

a. Root of Information, yaitu komponen akar bagian dari informasi yang berada pada tahap awal keluaran sebuah proses pengolahan data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah informasi yang disampaikan oleh pihak pertama.

b. Bar of Informatione, merupakan komponen batangnya dalam suatu informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dan memerlukan informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi awal tadi bisa dipahami. Contohnya jika anda membaca Headline dalam sebuah surat kabar, maka untuk memahami lebih jauh tentunya harus membaca informasi selanjutnya, sehingga maksud dari informasi yang ada pada head line tadi bisa dipahami secara utuh.

c. Branch of Informationl, yaitu komponen informasi yang bisa dipahami jika informasi sebelumnya telah dipahami. Sebagai contoh adalah informasi yang merupakan penjelasan keyword yang telah ditulis sebelumnya, atau dalam ilmu eksakta seperti Matematika bentuknya adalah hasil dari sebuah uraian langkah penyelesaian soal dengan rumus-rumus yang panjang, biasanya disebut dengan hasil perhitungan. Adapun dalam bidang sosial, misalnya dapat berupa petunjuk lanjutan dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu.

d. Stick of Information, yaitu komponen informasi yang lebih sederhana dari cabang informasi, biasanya informasi ini merupakan informasi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya bersifat pelengkap (suplement) terhadap informasi lain. Misalnya informasi yang muncul ketika seseorang telah mampu mengambil kebijakan/keputusan untuk menyelesaikan suatu proses kegiatan, maka untuk menyempurnakannya ia memperoleh informasi-informasi pengembangan dari keterampilan yang sudah ia miliki tersebut.

e. Bud of Information, yaitu komponen informasi yang sifatnya semi micro, tetapi keberadaannya sangat penting sehingga dimasa yang akan datang, dalam jangka waktu yang akan datang informasi ini akan berkembang dan dicari serta ditunggu oleh pengguna informasi sesuai kebutuhannya. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen ini adalah informasi tentang masa depan, misalnya bakat dan minat, cikal bakal prestasi seseorang, harapan-harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.

f. Leaf of Information, yaitu komponen informasi yang merupakan informasi pelindung, dan lebih mampu menjelaskan kondisi dan situasi ketika sebuah informasi itu muncul. Biasanya informasi ini berhubungan dengan informasi mengenai kebutuhan pokok, informasi yang menjelaskan cuaca, musim, yang mana kehadirannya sudah pasti muncul.

Secara ideal keenam komponen ini sebaiknya dipahami oleh seseorang yang akan melaksanakan interaksi atau komunikasi. Keenam komponen informasi ini juga merupakan satu kesatuan dan jika hanya beberapa komponen yang dipahami maka seseorang tidak akan merasa paham, tentang, dan siap dalam menerapkan atau memanfaatkan informasi yang diterimanya. Maka keenam komponen informasi tersebut, satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan memiliki unsur ketergantungan. Informasi yang mampu mendukung proses pengambilan keputusan adalah yang memenuhi paling sedikit enam komponen. Keenam komponen ini sekaligus menjadi syarat sehingga sebuah informasi menjadi berkualitas, yaitu berdasarkan data yng valid dan reliabel, utuh, sumber pertamanya dapat dipercaya, mutakhir, akurat, dan disimpan sedemikian rupa sehingga mendasari pemahaman seseorang sepanjang waktu seiring perkembangan zaman sebagai alat pendukung proses pengambilan keputusan apabila diperlukan.

Sehubungan dengan pemahaman kita tentang informasi, sudah tentu kita sering mendengar ungkapan bahwa saat ini kita sudah memasuki "era informasi". Artinya semakin disadari oleh banyak pihak bahwa informasi merupakan sumber daya yang makin penting perannya dalam kehidupan dan penghidupan manusia. Bahkan dapat dikatakan bahwa informasi telah menyentuh seluruh kehidupan manusia, meskipun teknologi yang menghasilkannya mungkin tidak dipahami, apalagi dikuasainya. Informasi diperlukan bukan hanya oleh individu dan berbagai kelompok dalam masyarakat, akan tetapi juga oleh semua jenis organisasi, termasuk organisasi bisnis, organisasi sosial, organisasi politik, birokrasi pemerintahan dan organisasi nirlaba, termasuk organisasi pendidikan dan keagamaan.

Faktor kelengkapan sangat penting karena informasi yang tidak lengkap dapat berakibat pada kesimpulan yang tidak benar yang pada gilirannya bermuara pada keputusan yang tidak tepat. Faktor kemutakhiran tidak kalah pentingnya, karena seperti dimaklumi, suatu keputusan adalah upaya sadar dan sistematis untuk mengatasi suatu situasi yang kurang menguntungkan atau memecahkan masalah. Orientasi waktu suatu keputusan adalah masa sekarang dan masa depan. Informasi yang sudah kadaluarsa tidak akan mendukung proses pengambilan keputusan.

Akurasi informasi merupakan hal mutlak karena informasi yang tidak akurat justru akan mempersulit proses pengambilan keputusan terutama dalam menganalisis berbagai alternatif untuk kemudian memilih salah satu di antaranya yang diyakini merupakan alternatif terbaik. Berkaitan dengan akurasinya, informasi harus dapat dipercaya. Artinya, data tidak dimanipulasi dalam pengolahannya yang apabila terjadi akan mengaburkan situasi yang sebenarnya. Seluruh informasi yang telah terkumpul dan terolah harus disimpan sedemikian rupa sehingga siapa pun yang memerlukannya dan memang berhak untuk itu dapat memperolehnya.

4. Hakikat Teknologi Informasi dan Komunikasi

Sebelumnya telah dibahas tentang konsep teknologi informasi dan komunikasi merupakan dasar untuk memahami apa itu teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi dianggap mencakup pengertian yang lebih luas, termasuk sistem, saluran, perangkat keras dan perangkat lunak dari komunikasi modern. Sedangkan teknologi informasi merupakan bagian dari pengertian teknologi komunikasi. Akan tetapi, apabila diamati dengan lebih mendalam baik pengertian teknologi komunikasi maupun teknologi informasi, nyatalah bahwa di antara dua bidang tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain, bahkan seringkali digunakan untuk menyebut hal yang sama secara bergantian. Oleh karena itu, dalam penggunaan sehari-hari kedua istilah tersebut seringkali diucapkan dalam nafas yang sama, karena pengertian yang terkandung pada masing-masing istilah tersebut memang saling berkaitan satu sama lain.

Secara sederhana teknologi informasi dapat dikatakan sebagai ilmu yang diperlukan untuk mengelola informasi agar informasi tersebut dapat dicari dengan mudah dan akurat. Isi dari ilmu tersebut dapat berupa teknik-teknik dan prosedur untuk menyimpan informasi secara efisien dan efektif. Informasi dapat dikatakan sebagai data yang telah di olah. Informasi tersebut dapat disimpan dalam bentuk tulisan, suara, gambar, gambar mati ataupun gambar hidup, Sehingga informasi akhirnya dapat berupa ilmu dan pengetahuan itu sendiri.

Bila informasi tersebut volumenya kecil, tentunya tidak perlu teknik-teknik atau prosedur yang rumit untuk menyimpannya. Namun bila informasi tersebut dalam volume yang besar, diperlukan teknik dan prosedur tertentu untuk menyimpannya agar mudah mencari informasi yang tersimpan. Komputer mempunyai kapasitas untuk menyimpan informasi dalam volume besar. Pada mulanya komputer hanya mampu menyimpan teks dan grafik sederhana saja. Namun dewasa ini komputer telah mampu menyimpan informasi dalam berbagai bentuk, misalnya dalam bentuk audio, visual, dan audio visual.

Teknologi Informasi (Information Technologi) yang mulai populer di akhir tahun 70-an, dihantarkan untuk menjawab tantangan. pada masa sebelumnya, istilah tekonolgi komputer atau pengolahan data electronis atau EDP (Electronic Data Processing). Menurut kamus Oxford (1995), teknologi informasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata, bilangan, dan gambar. Menurut Alter (1992), teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data.

Lebih lanjut, menurut Martin (1999) teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan mencakup juga teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Secara lebih umum Lucas (2000) menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis, seperti mikrokomputer, komputer mainframe, pembaca barcode, software pemproses transaksi perangkat lunak untuk lembar kerja, peralatan komunikasi dan jaringan.

Everett M Rogers dalam bukunya Communication Technology (1986), mengemukakan bahwa "Teknologi informasi merupakan perangkat keras bersifat organisatoris dan meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau khalayak mengumpulkan, memproses dan saling mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak lain."

Pendapat tersebut mengisyaratkan bagaimana teknologi informasi dapat memberikan andil dalam proses komunikasi individu secara efektif khususnya dalam menembus ruang dan waktu ketika berkomunikasi dengan individu lainnya. Kecenderungannya dalam upaya memperoleh efektivitas komunikasi jarak jauh ini tidak terlepas dari komponen komunikasi jarak jauh, seperti instrumental tools, atau dalam konteks teknologi informasi, maka teknologi yang digunakan diantaranya komputer dan piranti pendukung lainnya.

Telaah terhadap piranti teknologi informasi ini dijelaskan oleh Haag dan Keen (1996) dalam Abdul Kadir dan Terra Ch Triwahyuni (2003:2) bahwa "Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu Anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi." Demikian juga dengan apa yang disampaikan oleh William dan Sawyer (2003) yang dikutif Abdul Kadir dan Terra Ch Triwahyuni (2003:2) dalam bukunya pengenalan teknologi informasi mengemukakan bahwa "Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video." Dari definisi di atas tergambar bahwa teknologi informasi baik secara implisit maupun eksplisit tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga teknologi telekomunikasi. Dengan kata lain yang di sebut teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.

5. Pendidik dalam Memanfaatan TIK Ada beberapa peran pendidik dalam kerangka pemanfaatan teknologi informasi di sekolah. itu. Pertama, ada sejumlah pendidik yang mengaku bahwa mereka belum memiliki kemampuan untuk menggunakan alat teknologi informasi. Ada pendidik, yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan untuk menggunakan komputer. Ada pula pendidik yang sudah memiliki pengetahuan menggunakan komputer tetapi belum memiliki kemampuan untuk menggunakan internet. Dalam hal ini, perlu ada penekanan kepada para pendidik agar mereka memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi.

Kedua, pendidik dapat mengikutsertakan keunggulan teknologi informasi dalam pemberian tugas kepada para peserta didik. Peserta didik ditugaskan untuk memanfaatkan keunggulan teknologi informasi sehingga mereka dapat menghasilkan pekerjaan yang sempurna. Pendidik, misalnya, menugaskan peserta didik untuk mengarang atau melukis dengan menggunakan komputer. Dengan fasilitas edit yang canggih, pendidik dapat menuntut karya peserta didik yang terus diedit sampai sempurna. Ketiga, di bawah pengawasannya secara langsung, pendidik dapat menugaskan para peserta didik untuk bermain di komputer sesaat sebelum pelajaran dimulai berkenaan dengan topik yang akan diajarkan. Sebelum masuk kelas, pendidik misalnya dapat menugaskan peserta didik untuk bermain dengan komputer untuk membuat bermacam lingkaran serta bermacam susunan dari sejumlah lingkaran.

Setelah itu, pendidik memberi pelajaran tentang lingkaran. Keempat, pendidik dapat menugaskan para peserta didik untuk mengumpulkan sejumlah informasi tertentu dari internet serta menyusun laporan tertulis tentang kumpulan informasi itu. Lebih baik lagi kalau pendidik terlebih dahulu mengakses informasi itu sehingga peserta didik ditugasi untuk mengakses informasi yang telah diakses oleh pendidik itu.

Dalam rangka ini, pendidik dapat juga menugaskan para peserta didik untuk mencari sejumlah judul literatur perpustakaan melalui internet pada website tertentu. Misalnya, pendidik memberikan nama pengarang, peserta didik mencari judul literatur atau sebaliknya. Kelima, sejumlah kegiatan pembelajaran yang biasanya dilakukan melalui transparansi, slide, film atau videotape, kini sudah dapat dilakukan melalui teknologi informasi yakni komputer. Bahkan pekerjaan rumah dapat juga dikerjakan melalui teknologi informasi. Di samping berbagai kemungkinan ini, pendidik dapat saja secara proaktif mencari kegiatan pembelajaran lainnya yang dapat memanfaatkan keunggulan teknologi informasi. Termasuk di dalamnya, latihan berpikir sistematik melalui pembuatan program komputer seperti yang telah banyak dilakukan di sekolah sekarang ini.

6. TIK sebagai jembatan menuju Realitas Pembelajaran

Perkembangan Teknologi Informasi yang mampu mengolah, mengemas dan menampilkan serta menyebarkan informasi pembelajaran baik dalam medium audio, visual, audio visual bahkan multi media, dewasa ini telah mampu mewujudkan apa yang disebut dengan Virtual Learning. Konsep ini berkembang sehingga mampu mengemas kondisi dan realitas pembelajaran sebelumnya menjadi lebih menarik dan memberikan pengkondisian secara adaptif pada si pembelajaran di manapun mereka berada.

Memang upaya ke arah tersebut banyak dicontohkan dengan munculnya konsep e-learning. Di mana secara realitas bahwa pembelajaran itu tidak sulit walaupun dibatasi olah ruang dan jarak yang tidak mungkin jika dilakukan secara nature, akan tetapi justru realitas yang diharapkan ini mampu diwujudkan melalui konsep e-learning ini.


Referensi:
1. Abdul Kadir, Triwahyuni, 2003, Teknologi Informasi, Yogyakarta: Kanisius.
2. Cohen, Vicki Blum. 1985. A Reexamination of Feedback In Computer Based Instruction: Implication for Instructional Design. Educational Technology Journal, New Jersey.
3.Deni Darmawan. (2005), Penulisan Bahan Ajar Modul Berbasis Multimedia. Bandung: Makalah Diklat Dosen STSI tahun-1 Hibah A1.
4._____________. (2005), Pembelajaran e-learning dan Internet. Palembang: Universitas Negeri Palembang: Pelatihan Dosen Universitas Negeri Palembang dalam Program Hibah A1.
5._____________. (2006), Bahan Belajar Multimetode dan Multimedia Berbasis e-Learning. Bandung: Makalah Diklat Dosen STSI tahun-2 Hibah A1.
6._____________. (2006). Teknik Penulisan Skrip untuk Bahan Ajar E-learning. Bandung : Makalah disampaikan dalam Pelatihan E-learning untuk Dosen UPI dalam Program Hibah P3AI.
7.Ellis, Alan, Wagner and Longmire, (1999), Managing Web-Based Training, USA: ASTD.
8.Kanpp R. Linda & Allen D Glenn, 1996. Resstructuring Schools with Technology, Unityed States: Allyn & Bacon.
9.LaRose Straubaar, 2000, Media Now : Communications Media in the Information Age, USA: Wadsworth/Thonson Leearning.
10.Lee. Kar Tin, (2001), Information Technology in Teacher Education. Published in the Asia Fasific.
11.Joel L., Information Revolution, National Geographic Magazine, Oktober 1995
12.Rogers. 1989. Communication Technology. New York: Prentice -Hall Company.
13.Triggs Teal. 1995. Communicating Design in Visual Communication. London: Basford Ltd.
14.Michael S Sunggiardi, 2006 Asia dan Perkembangan Teknologi Komunikasi Informasi .
15.Nasution, Zulkarimein. (2001) Perkembangan Teknologi Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka
16.Nasution. (1994) Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
17.Siagian, Sondang P. (2002). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
18.Salisbury, David F (1996). Five Technologies for Education Change. New
19.Jersey: Educational Technology Publications
20.Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (1989) Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.