08 Agustus 2009

Managing Corporate Knowledge

Manajemen Pengetahuan (knowledge management – KM) adalah proses yang membantu organisasi mengidentifikasi, memilih, mengatur, menyebarkan, mentransfer, dan menerapkan informasi dan keahlian yang penting yang merupakan bagian dari memori organisasi dan yang umumnya berada di dalam organisasi dengan cara yang tidak terstruktur.

Pengetahuan adalah Informasi yang bersifat kontekstual, relevan, dan dapat ditindaklanjuti. Pengetahuan eksplisit adalah Jenis pengetahuan yang lebih objektif, rasional, dan teknis.PENGETAHUAN IMPLISIT (TACIT KNOWLEDGE)adalah Penyimpanan kumulatif dari pembelajaran subjektif atau eksperimental; pengetahuan ini sangat pribadi dan sulit diformalkan.

CHIEF KNOWLEDGE OFFICER adalah Eksekutif yang bertujuan untuk memaksimalkan aset pengetahuan perusahaan, mendesain dan mengimplementasikan strategi manajemen pengetahuan, dan saling menukar aset pengetahuan secara efektif di lingkungan internal dan eksternal


Manajemen pengetahuan bukan perkara yang sederhana, karena luas dan
kompleksnya bidang manajemen pengetahuan ini para ahli mencoba membangun
model untuk manajemen pengetahuan. Manajemen Pengetahuan dilaksanakan
dalam sistem pengelolaan pengetahuan, atau Knowledge Management System
(KMS). Sebagian besar organisasi yang menerapkan KMS, menggunakan
pendekatan tiga-cabang untuk mengelola pengetahuannya, yaitu – Manusia
(People), Proses (Process), dan Teknologi (Technology). Penekanan terhadap
tiap-tiap elemen bisa berbeda di setiap bagian organisasi.

Perkembangan teknologi informasi memainkan peranan amat penting
dalam perkembangan konsep manajemen pengetahuan. Dalam catatan Beckman
(1999, h.1.2), peristiwa penting yang menandai tonggak perkembangan
manajemen pengetahuan adalah ketika di tahun 1980 organisasi DEC (Digital
Equipment Corporation) dan Universitas Carnagie mellon mengembangkan
sistem pakar untuk menetapkan konfigurasi perangkat keras komputer. Sejak itu
banyak penelitian yang menuju pada pemanfaatan teknologi untuk memanfaatkan
pengetahuan yang tersimpan di kepala manusia. Namun baru enam tahun
kemudian istilah “manajemen pengetahuan” diperkenalkan secara formal oleh Dr.
Karl Wiig dalam sebuah pidatonya di konferensi ILO (badan buruh PBB).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam penerapan
manajemen pengetahuan dapat didukung dengan teknologi informasi. Oleh karena
itu, komponen selanjutnya dalam penerapan manajemen pengetahuan ini adalah
teknologi; dalam hal ini berkaitan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI).
Istilah Teknologi Informasi merupakan gabungan dua istilah dasar yaitu teknologi
dan informasi. Teknologi dapat diartikan sebagai pelaksanaan ilmu, sinonim dengan ilmu terapan. Bila kita dengan mudah dapat menemukan batasan
teknologi, tidaklah demikian halnya dengan batasan informasi. Hampir dapat
dipastikan bahwa hampir semua kamus memberikan batasan yang berbeda tentang
informasi. Oleh karena itu, secara umum informasi merupakan sesuatu arti yang
diungkapkan oleh manusia atau oleh ekstrak dari fakta dan sama dengan cara
konvensi yang diketahui dari representasi yang digunakan.
Teknologi tidak saja terbatas pada perangkat keras (alat) dan perangkat
lunak (program), tetapi juga mengikutsertakan manusia serta tujuan yang
ditentukan, nilai yang digunakan untuk membuat pilihan pelaksanaan, dan kriteria
penilaian yang digunakan untuk memutuskan apakah manusia mengendalikan
teknologi dan diperkaya oleh teknologi atau tidak. Yang termasuk teknologi
informasi adalah antara lain (1) telekomunikasi, (2) sistem komunikasi optik, (3)
sistem pita-video dan cakram video, (4) komputer, termasuk visi komputer,
lingkungan data dan sistem pakar, (5) mikrobentuk, (6) komunikasi suara dengan
bantuan komputer, (7) jaringan kerja data, (8) surat elektronik, dan (videoteks dan
teleteks.
Keberadaan teknologi informasi mampu menawarkan berbagai metode,
antara lain :
1. Metode dan perkakas untuk merekam pengetahuan termasuk komputer,
media simpan seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Pengakalan data
teks lengkap memungkinkan pemakai menelusuri direktori, ensiklopedia,
data statistik, dan keuangan yang terbacakan mesin. Ini semua dipermudah
dengan tersedianya media simpan optik.
2. Metode menyimpan cantuman (record) mengenai berbagai kegiatan
termasuk perangkat keras komputer seperti media simpan, yang dilengkapi
perangkat lunak untuk merancang bangun, menciptakan, dan menyunting
pangkalan data, spreadsheet, dan perangkat lunak sejenis.
3. Metode untuk mengindeks dokumen dan informasi termasuk berbagai
teknik pembuatan indeks berbantuan komputer serta berkas (files) khusus
untuk memudahkan temu balik dokumen berdasarkan istilah atau kondisi
istilah dalam berkas. Pangkalan data bibliografis yang besar yang
memudahkan temu balik dokumen yang memenuhi syarat tertentu
(misalnya berdasarkan pengarang atau subjek), kini berkembang dengan
katalog terbacakan mesin sehingga membantu menentukan lokasi
dokumen.
4. Metode mengkomunikasikan pengetahuan termasuk : (a) sistem pos
elektronik untuk transmisi teks memo dan surat dokumen ; (b) sistem
transmisi faksimili (facsimile) untuk transmisi dokumen jarak jauh
berdasarkan prinsip fotokopi. Ini sama saja dengan fotokopi jarak jauh ; (c)
majalah elektronik sebagai sarana komunikasi kegiatan dan hasil
penelitian ; (d) telekonferensi artinya pertemuan jarak jauh, masing-masing
peserta berada di berbagai tempat, saling berkomunikasi serta terlihat
wajah masing-masing ; dan (e) jaringan komunikasi data untuk
mengkomunikasikan data dalam bentuk terbacakan mesin.

Berkembangnya kemajuan di bidang teknologi informasi (TI) dapat
memacu efisiensi dan efektifitas organisasi, sehingga usaha-usaha untuk lebih
memaksimalkan TI terus berkembang. Sehingga ada anggapan bahwa,
manajemen pengetahuan merupakan suatu upaya menempatkan kembali
Teknologi Informasi sebagai usaha peningkatan pengelolaan informasi dan
pengetahuan organisasi secara sistematis. Sekaligus menempatkan kembali orang
orang yang telah terlatih dan memiliki kecakapan sesuai lini pendidikan dan
organisasional.

Referensi:
1.Honeycutt, Jerry. 2000. Knowledge Management Strategies : Strategi
Manajemen Pengetahuan. Jakarta : PT. Alex Media Komputindo.
2.Indriantoro, Nur. 1996. Transformasi Organisasi Dengan Teknologi Informasi
Sebagai Enabler. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. September: 77-90.
3.Jashapara, A. (2003).Cognition,culture and competition: an empirical test
of the learning organization.The Learning Oganization,10(1),31- 50
4.Jones, Graham & Terry McNamara. 1988. Information Technology and the New
Accounting. Mc Graw-Hill Book Company, UK.
5.Koswara, E. 1998. Dinamika Informasi Dalam Era Global. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
6.Massey, C., & Walker, R. (1999). Aiming for organizational learning:
consultants as agents of change. The Learning Organization, 6(1), 38-44.
7.McEvily, S.K., Das, S., & Mccabe, K. (2000). Avoiding Competence
Substitution Through Knowledge Sharing. Academy of Management Review,
25(2): 294-311.
8.McFarlan, F.W. 1990. The 1990’s: The Information Decade. Business Quarterly.
Summer.
9.McLeod, Raymond, Jr. 1995. Management Information Systems. Prentice-Hall
10.Pendit, Putu Laxman. 2001. Knowledge Management : The New World of
Information Profesionalism. Jakarta
11.Pennings, J.M., Barkema, H., & Douma, S. (1994). Organizational Learning and
Diversification. Academy of Management Journal, 37(3), 608- 640.
12.Rockart, J.F., 1988. The Line Takes the Leadership IS Management in a Wired
Society, Sloan Management Review, Summer, hal. 57-64.
13.Rossetti, D.K, and DeZoort,F.A. 1989. Organizational Adaptation to Technology
Innovation. SAM Advanced Management Journal. Autum: 29-35.
14.Schulz, M. (2001). The Uncertain Relevance of Newness: Organizational
Learning and Knowledge Flows. Academy of Management Journal,
44(4), 661-681.
16.Simonin, B.L. (1997). The Importance of Collaborative Know-How: An
Empirical Test of The Learning Organization. Academy of
Management Journal, 40(5), 1150-1174.
17.Suadi, Arif. 1993. Implikasi Perkembangan Teknologi Terhadap Pengajaran
Akuntansi Manajemen. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Oktober: 37-46.
18.Susanto, Azhar. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : Lingga Jaya.
19.Sudibyo, Placidius. 1992. Integrasi Teknologi Informasi Pada Kurikulum Jurusan
Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Oktober: 19-26.
20.Syam, Fazli. 1999. Dampak kompleksitas Teknologi Informasi Bagi Strategi dan
Kelangsungan Bisnis. JAAI. Vol.3. Juni 77-89.

Tidak ada komentar: